Laman.io – Platform pinjaman online atau (Pinjol) meraih keuntungan berlipat sepanjang tahun 2023 ini.
Bahkan hingga September, laba besih Pinjol mencapai Rp 424,14 miliar.
Hal itu mengacu data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibanding pada periode yang sama di tahun 2022 lalu.
Pencapaian hingga Juli 2023 mencatatkan pertumbuhan yang sangat signifikan mencapai 291,21 persen, melesat hampir lima kali lipatnya.
Perolehan tersebut dicatatkan oleh sebanyak 102 entitas pinjol legal yang terdaftar dan berizin OJK.
Perolehan cukup signiikan itu mengingat fintech p2p lending hanya memilikki total aset mencapai Rp 7,06 triliun. Dengan liabilitas Rp 3,66 dan ekuitas sebesar Rp 3,40 triliun.
Baca juga: OJK Layangkan Surat Teguran ke 26 Pinjol, Ini Penyebabnya
Dengan laba bersih yang cukup signifikan itu, tingkat pengembalian atas aset atau return on asset (ROA) dari fintech p2p lending mencapai 6,01% pada Juli 2023.
Hal itu berbalik positif dari periode yang sama pada tahun lalu yang berada di level -5,12%.
Pertumbuhan laba fintech p2p lending pun lebih cepat daripada bank umum maupun perusahaan pembiayaan (leasing/multifiance).
Sementara bank umum mencatat laba sebelum pajak sebesar Rp 298,57 triliun yang naik 24,43% secara tahunan (year on year/yoy) pada Juni 2023.
Sementara laba multifinance naik 93% (yoy) menjadi Rp 12,62 triliun pada Juli 2023.
Ditegaskan dari indikator profitabilitas, dimana ROA dari fintech p2p lending sudah meyalip bank umum dan multifinance pada Juli 2023.
Jika ROA industri multifinance sebesar 5,81% pada Juli 2023, ROA bank umum bahkan hanya tercatat 2,73% pada Juni 2023.***
Baca juga: Setelah Pinjol Kini Viral Pinpri, apa Perbedaan Keduanya?