Laman.io – Dari data Kementerian Perdagangan, nilai transaksi aset kripto pada Agustus 2023 mencapai Rp 10,64 triliun.
Angka tersebut naik signifikan dibanding priode sebelumnya.
Total transaksi kripto yang tercatat oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) telah mencapai Rp 86,45 triliun.
Pada periode sebelumnya total transaksi kripto di Indonesia masih mencapai level Rp 249,3 triliun.
Hal ini mengindikasikan penurunan transaksi yang tajam sebanyak 65,32% secara tahunan.
Padahal transaksi kripto mencapai puncaknya pada tahun 2021 lalu.
Saat itu total transaksi kripto mencapai Rp 859,5 triliun.
Baca juga: Jelang Kebijakan The Fed, Sejumlah Aset Kripto dan Bitcoin Menguat
Nilai transaksi di dalam negeri selama beberapa tahun terakhir terus menunjukkan tren penurunan.
Sebagai perbandingan, pada akhir tahun lalu, nilai transaksi kripto di Indonesia juga terpengaruh oleh sentimen negatif akibat keruntuhan pasar kripto global, dan akhirnya mencapai angka Rp 306,4 triliun.
Salah satunya juga karena minat masyarakat terhadap perdagangan kripto masih kuat.
Dari data Kemendag hingga Agustus 2023, jumlah pelanggan kripto yang tercatat mencapai 17.789.974 orang.
Jumlah ini terus meningkat, dengan tambahan 119.410 pelanggan dalam satu bulan terakhir, menunjukkan peningkatan jumlah pelanggan sebesar 466.382 setiap bulannya.
Minat Masyarakat Terhadap Kripto Tetap Tinggi
Menurut CEO Tokocrypto Yudhono Rawis, minat masyarakat yang tetap tinggi meskipun ada penurunan nilai transaksi dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih memiliki keyakinan kuat terhadap masa depan aset kripto.
Meskipun nilai transaksi kripto di Indonesia mengalami fluktuasi, minat masyarakat terhadap aset kripto terus berkembang.
Baca juga: Gandeng OJK, Dua Asosiasi Perkuat Perdagangan Kripto di Indonesia
Ada beberapa alasan kuat di balik minat ini. Pertama, kripto merupakan alternatif investasi yang menarik.
“Kondisi ekonomi yang tidak pasti membuat banyak orang mencari peluang investasi yang lebih stabil, dan aset kripto telah terbukti sebagai pilihan yang menarik,” kata Yudho, mengutib Investor, Jumat, 22 September 2023.
Dorongan untuk mengembangkan aset kripto ini selaras dengan data dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS).
Menurut CELIOS, salah satu dari tiga produk investasi utama yang dimiliki masyarakat Indonesia adalah aset kripto, dengan proporsi mencapai 21,1%.
Yudho menambahkan, peran penting regulasi semakin jelas dalam mendukung pertumbuhan pasar kripto di Indonesia.
Regulasi yang lebih jelas dan terstruktur membantu menciptakan lingkungan perdagangan yang lebih aman dan terpercaya.
“Ini memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk berinvestasi dan bertransaksi dengan aset kripto tanpa banyak keraguan,” jelasnya.
Yudho berharap bahwa industri ini akan terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat serta ekonomi Indonesia secara keseluruhan.