Laman.io – Di saat tim PSM Makassar sedang berjuang untuk memperbaiki posisinya di klasmen sementara.
Kembali Aliansi Mattoanging dikabarkan enggan datang untuk mendukung PSM Makassar di Stadion BJ Habibie.
Padahal selain membutuhkan dukungan, PSM Makassar juga butuh pemasukan dari penjualan tiket untuk keberlangsungan klub.
Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares sudah berkali-kali menyerukan agar suporter datang mendukung anak asuhnya di Stadion BJ Habibie.
Namun karena aliansi suporter belum menemukan kata sepakat dengan managemen PSM Makassar sehingga mereka kembali boikot laga lawan Persis Solo.
Kisruh semakin melebar tak kala isu pemain PSM Makassar belum gajian menjadi perbincangan hangat kalangan suporter.
Hal ini semakin terlihat jelas karena sudah beberapa pekan kapten Wiljan Pluim tak hadir di sesi latihan PSM Makassar.
Bahkan Wiljan Pluim tak ada dalam daftar lineup saat PSM menghadapi Persebaya Surabaya.
Di laga tersebut PSM kalah 1-0 oleh tuan rumah Persebaya Surabaya.
Baca juga: Beri Pelayanan Prima, Realme Luncurkan Leap Up Service
Kini suporter meminta keterbukaan dari managemen, sebenarnya apa yang terjadi dengan tim.
Selain isu soal gaji pemain, kalangan suporter juga ingin agar managemen mau mendengar keluhan suporter.
“Bayangkan saja kita beli tiket terbuka Rp 100 ribu, namun fasilitas yang kita dapat tidak sesuai dengan harga yang kita bayar,”keluh Ari suporter sektor Manggala Makassar, Senin 28 Agustus 2023.
Kata dia, sebaiknya managemen turunkan harga tiket ke Rp 50 ribu, mengingat suporter butuh biaya besar saat ke Parepare.
“Bensin Rp 70 ribu PP, tiket Rp 100 ribu, mana makan dan lain-lain,”keluhnya.
Kata dia, harusnya managemen PSM bedakan suporter dengan penonton biasa.
Diketahui dari informasi yang beredar PSM Makassar kesulitan keuangan ditambah lagi managemen lama punya utang Rp 5 miliar lebih belum terbayarkan.