Laman.io – Keputusan PT Pertamina Patra Niaga (PPN) Subholding Commercial and Trading Pertamina menurunkan harga BBM nonsubsidi dinilai tepat.
Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro.
Menurut Komaidi, keputusan Pertamina menurunkan harga BBM berdasarkan pergerakan harga minyak di pasar menjadi edukasi positif bagi masyarakat.
Bahwa pelaku usaha memang memiliki otoritas terhadap penetapan harga BBM. Apalagi respons Pertamina kali ini juga cukup cepat.
“Ini juga positif untuk pembelajaran masyarakat atau edukasi bahwa ketika ada ruang menurunkan perusahaan dengan cepat menurunkan,” kata Komaidi, Kamis, 2 November 2023.
Baca juga: Ini yang Perlu Diperhatikan Agar Investasi Kripto Aman
Diharapkan, masyarakat lebih memahami bahwa sewaktu-waktu penyesuaian harga juga bisa kembali terjadi tergantung pada kondisi harga minyak dunia yang menjadi bahan baku utama untuk memproduksi BBM.
“Tetapi disadari juga konflik Timteng, ini berpotensi mengerek harga ke level lebih tinggi tentu nanti ke depan ada potensi penyesuaian,” ujar Komaidi.
Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR, Mulyanto mengungkapkan BBM nonsubsidi yang dijual Pertamina mengacu pada harga pasar.
“Harga minyak nonsubsidi Pertamina sudah sewajarnya turun,” ujar dia.
Harga minyak WTI misalnya, terus turun sampai Juli 2023 sudah menyentuh US$67 per barel.
Baca juga: Tahun Depan Starlink akan Luncurkan Telepon Satelit di Indonesia
Perkembangan geoplolitk global ikut mengerek harga minyak dunia dan harga mintak mencapai puncaknya di akhir September 2023 mencapai US$97 per barel.
Saat ini harga minyak turun kembali menuju US$80 per barel.
Pada periode 1 November 2023, Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
Untuk seluruh produk jenis gasoline (bensin) Pertamina mengalami penyesuaian turun harga, sejak dilakukan penyesuaian harga terakhhir pada 1 Oktober 2023.
Berikut Rincian Harga BBM Terbaru:
Untuk Pertamax (RON 92) turun menjadi Rp 13.400 per liter, dari sebelumnya Rp 14.000.
Pertamax Green 95 (RON 95) turun menjadi Rp 15.000 per liter, dari sebelumnya Rp 16.000 per liter.
Sedangkan Pertamax Turbo (RON 98), turun menjadi Rp 15.500 per liter dari sebelumnya Rp 16.600.
Baca juga: Elon Musk akan Berikan Akses Internet Starlink ke Gaza
Untuk produk jenis gasoil (diesel) yakni Dexlite (CN 51), disesuaikan menjadi Rp 16.950 per liter dari sebelumnya Rp 17.200.
Pertamina Dex (CN 53) turun menjadi Rp 17.750 per liter dari sebelumnya Rp 17.900.
Harga baru ini berlaku untuk Provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen seperti di wilayah DKI Jakarta.
Irto Ginting, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, menjelaskan bahwa harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar. (*)