Jakarta, LAMAN.IO – Nilai tukar (kurs) rupiah menguat terhadap Dolar AS.
Rupiah menguat 40 poin atau 0,25% ke level Rp 16.260 setelah sebelumnya di Rp 16.300 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu 31 Juli 2024.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp 16.318 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, para pelaku pasar menjauh dari dolar AS sebelum penutupan rapat Fed di kemudian hari.
Dia mengatakan, Bank sentral secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil.
“Fokus akan tertuju pada sinyal potensial pemangkasan suku bunga, menyusul beberapa pembacaan inflasi yang lemah dan komentar dovish dari pejabat Fed,”ujarnya dikutip dari Okezone, Rabu 31 Juli 2024.
“Konsensus umum sebagian besar mendukung pemangkasan 25 basis poin pada bulan September,” sambungnya.
Baca juga: Israel Bantah Terlibat dalam Jatuhnya Helikopter Presiden Iran
Menurut pernyataan dari kelompok militan Palestina Hamas dan laporan media pemerintah Iran pada hari Rabu, Ketegangan di Timur Tengah memanas menyusul laporan bahwa kepala Hamas Ismail Haniyeh tewas di Iran
Hal ini terjadi sehari setelah pemerintah Israel mengklaim telah menewaskan komandan senior Hizbullah dalam serangan udara di Beirut pada hari Selasa sebagai balasan atas serangan roket lintas batas pada hari Sabtu ke Israel.
Serangan terbaru terjadi meskipun ada upaya diplomatik oleh pejabat AS dan PBB untuk mencegah eskalasi besar yang dapat mengobarkan Timur Tengah yang lebih luas.
Secara terpisah, Amerika Serikat juga melakukan serangan di Irak dalam konflik terbaru di wilayah tersebut.
Di Asia, data PMI menunjukkan sektor manufaktur Tiongkok menyusut selama tiga bulan berturut-turut pada bulan Juli, sementara pertumbuhan non manufaktur melambat.
Data tersebut muncul setelah pertemuan Politbiro Tiongkok yang menunjukkan pemerintah menjanjikan lebih banyak langkah stimulus, terutama yang ditujukan untuk meningkatkan sentimen konsumen.
Baca juga: Pemerintah Antisipasi Lonjakan Harga Minyak Dunia akibat Konflik Iran-Israel
Komentar dari Politbiro dan pembacaan PMI yang lemah meningkatkan harapan untuk lebih banyak langkah stimulus, meskipun analis memperingatkan bahwa pelaksanaan Beijing harus diperhatikan untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk.
Dari sentimen domestik, Lembaga pemeringkat S&P kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating atau peringkat utang Indonesia pada BBB, satu tingkat di atas investment grade, dengan outlook stabil pada 30 Juli 2024.
S&P meyakini bahwa prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap solid dengan ketahanan eksternal dan beban utang pemerintah yang terjaga, didukung kerangka kebijakan moneter dan fiskal yang kredibel.
S&P memproyeksikan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tiga sampai empat tahun ke depan akan tetap terjaga sekitar 5,0 persen.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut didorong permintaan domestik yang tetap kuat, serta belanja Pemerintah dan investasi swasta yang meningkat.
Sementara itu, ketahanan sektor eksternal akan tetap terjaga pada jangka menengah.
Baca juga: Jenis Produk Israel yang Digunakan Masyarakat Indonesia
Kinerja sektor eksternal didukung prakiraan kenaikan ekspor sejalan dengan implementasi kebijakan hilirisasi di tengah pelemahan harga komoditas.
S&P juga mengapresiasi komitmen Pemerintah Indonesia untuk menjaga inflasi yang terjaga sejak 2010.
Selain itu, S&P memproyeksikan inflasi pada 2024-2025 akan berada pada kisaran target 2,5 persen+1 persen, masing-masing sebesar 2,8 persen dan 3,0 persen.
Selain itu, inovasi strategi operasi moneter yang pro-market dengan penggunaan instrumen berbasis pasar dinilai semakin meningkatkan fleksibilitas kebijakan moneter.
Pada sektor fiskal, S&P memandang pemerintah Indonesia tetap berkomitmen untuk menjaga defisit fiskal di bawah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Secara umum, S&P meyakini pemerintahan baru akan memperhatikan aspek keberlanjutan kebijakan guna menjaga kredibilitas serta menghindari disrupsi ekonomi dan keuangan yang signifikan.
S&P sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB dengan outlook stabil pada 4 Juli 2023.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp 16.210 – Rp16.280 per dolar AS. []