Laman.io – Jelang peluncuran iPhone 15, Apple justru mengalami kerugian yang cukup besar, yakni Rp 3 triliun.
Penyebabnya karena saham Appel perusahaan teknologi asal Amerika Serikat ini ambruk.
Apple rugi Rp 3 triliun dan harga saham ambruk lantaran kebijakan China menjelang peluncuran iPhone 15.
Saham Apple ambruk dalam sepekan, seiring dengan kebijakan China yang memblokir penggunaan iPhone pada pegawai pemerintahan Tiongkok.
Nilai pasar dari saham Apple hilang mencapai US$ 200 miliar atau setara dengan Rp 3 triliun (kurs: Rp 15.300/US$).
Saham Apple terkoreksi tajam pekan ini, turun 5,95% menjadi US$178,18 per saham.
Saham Apple ambles dua hari beruntun pada Rabu dan Kamis pekan lalu.
Penurunan dua hari tersebut menjadikan saham Apple kehilangan valuasinya hingga US$200 miliar atau setara Rp 3.000 triliun.
Baca juga: Jelang Rilis iPhone 15, iPhone 14 Series Turun Harga
Pembatasan pembelian smartphone ini belum diumumkan secara publik oleh pemerintah China.
Namun ini menyebabkan kekhawatiran produk Apple turut menjadi korban ketegangan antara Amerika Serikat dan China.
Penerapan kebijakan ini akan berdampak signifikan pada kinerja keuangan Apple.
Pasalnya China, Hong Kong, dan Taiwan adalah target pasar Apple terbesar ketiga.
Melansir dari berbagai sumber, kawasan tersebut berkontribusi 18% dari total pendapatan atau setara US394 miliar.
Sebagian Besar Produk Apple Dirakit di China
Di sisi lain, sebagian besar produk Apple dirakit di China.
Terkait dengan persoalan ini, Apple menolak berkomentar.
The Wall Street Journal melaporka, Tiongkok telah memerintahkan pejabat di lembaga pemerintah pusat untuk tidak membawa iPhone ke kantor atau menggunakannya untuk bekerja.
Meski demikian, larangan tersebut masih belum ada keterangan jelas terkait batasan-batasannya.
Selain itu, larangan ini dapat meluas ke perusahaan-perusahaan negara dan lembaga-lembaga yang didukung pemerintah, menurut sebuah laporan media internasional.
Analis Bernstein Toni Sacconaghi menulis dalam catatannya, meskipun larangan diberlakukan pada semua pegawai pemerintah, ini dapat mengurangi penjualan unit iPhone di Tiongkok sebanyak 5%.
Baca juga: Analisis Apple Beberkan Masalah di iPhone 15
Hal ini akan menjadi ancaman yang lebih besar bagi Apple jika larangan tersebut memberikan sinyal bahwa masyarakat biasa harus melakukan hal yang sama dengan menggunakan barang elektronik buatan perusahaan China.
“Mungkin yang lebih penting, pembatasan penggunaan iPhone di kalangan pegawai pemerintah dapat berdampak negatif terhadap penjualan di kalangan konsumen (anggota keluarga terkait; masyarakat umum) dan dapat menjadi bagian dari langkah pemerintah Tiongkok yang lebih luas untuk mempromosikan penggunaan teknologi dalam negeri,” tulis Sacconaghi.
Hal ini dapat mengurangi dari bisnis Apple yang salah satu keunggulan bisnisnya merupakan ekosistem terintegrasi Apple, seperti Air Drop, Icloud, dan sebagainya.
Manajer portofolio di Satori Fund, mengatakan pada hari Kamis bahwa dia menjual sahamnya di Apple dan sekarang melakukan short short terhadap perusahaan tersebut.
Alasannya, kemungkinan larangan pemerintah terhadap iPhone dan meningkatnya persaingan dari Huawei.