Laman.io – Usai debat perdana Pilpres, Selasa 12 Desember 2023 malam.
Banyak harapan masyarakat terhadap presiden terpilih nantinya.
Masyarakat mengharapkan presiden terpilih dapat menyelesaikan masalah kemiskinan.
Selain itu masyarakat juga mengharapkan presiden terpilih membuka banyak lapangan kerja baru di Indonesia.
Berdasarkan hasil survei Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia tercatat bahwa mayoritas responden menginginkan pemimpin Indonesia di masa mendatang dapat mengatasi persoalan tersebut.
Survei CORE Indonesia dilakukan pada 22 November sampai 2 Desember 2023 di 23 provinsi.
Baca juga: Survei Litbang Kompas Prabowo Gibran Semakin Tak Terkejar
Hasilnya menunjukan, 534 responden yang terdiri dari 48,4% merupakan responden Gen Z, 16,6% merupakan responden Millenial, 29% merupakan responden Gen X, dan 5,8% merupakan responden Boomer.
Founder CORE Indonesia Hendri Saparini menjelaskan bahwa masyarakat ingin agar presiden terpilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dapat menuntaskan isu kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja.
“Usia berapapun, bagi mereka yang terpenting adalah kemiskinan. Mau tua, mau muda, kemiskinan itu isu yang pertama. Kedua adalah penciptaan lapangan kerja,” ucap Hendri saat berbicara di Seminar CORE Indonesia Economic Outlook 2023, Selasa 12 Desember 2023.
Menurut Hendri, dari responden yang ada mereka lebih mementingkan subsidi pendidikan dan kesehatan dibandingkan dengan bantuan sosial tunai maupun non tunai.
Mereka lebih membutuhkan pelatihan keterampilan dan pelibatan usaha masyarakat miskin dalam program pemerintah.
Baca juga: Survei LSI, Anies-Muhaimin Bersaing Ketat dengan Ganjar-Mahfud di Jatim
Sementara itu, untuk mengatasi masalah pengangguran, responden sangat menginginkan program penyediaan lapangan kerja.
Responden dengan pendapatan Rp 1-3 juta dan di atas Rp 7 juta juga berharap pemerintah membuat program pelatihan keterampilan dan pemberdayaan.
“Karena 1% pertumbuhan ekonomi itu hanya menyerang tenaga kerja, yang nganggur di kita itu sebagian besar adalah pendidikan SMP ke bawah, jadi artinya penciptaan lapangan kerja itu jadi isu yang sangat penting. Informasi tentang lowongan kerja itu penting,” jelas Hendri.
Yang terpenting bagi responden kata dia, yaitu Bahan Bakar Minyak (BBM 48,8%), pendidikan (25%), listrik (10,5%), pupuk (7,5%), dan kesehatan (2,8%).
“Ternyata subsidi yang paling penting bagi mereka adalah subsidi BBM, karena itu akan berpengaruh terhadap semua kebijakan kehidupan mereka,” bebernya.
Prioritas tenaga kerja lokal menjadi salah satu kebijakan investasi yang paling penting bagi anak-anak muda.
Mereka yang memiliki skill atau kemampuan tidak bisa digunakan tenaga kerja lokal semuanya.
Baca juga: KPU Resmi Umumkan 11 Panelis Debat Capres 2024
Namun tetap diperlukan impor artinya masyarakat tidak melihat adanya keberpihakan untuk bisa menciptakan lapangan kerja yang bisa menyerap tenaga kerja lokal.
Pada kebijakan ekonomi hijau yang menurut mereka penting itu ternyata bukan kendaraan listrik pribadi.
Mayoritas dari berbagai kalangan usia ternyata lebih memilih transportasi umum untuk mendukung kebijakan ekonomi hijau.
“Yang kedua adalah pengolahan sampah. Indonesia ini pecinta emisi, salah satunya adalah dari pertanian dan sampah rumah tangga.
“Ini merupakan perwakilan yang penting karena mereka aware, mereka ingin membantu tetapi belum ada program lebih penting,” pungkasnya. (*)