Yogyakarta, LAMAN.IO – Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul, Yogyakarta, merayakan Hari Raya Idulfitri pada hari ini, Jumat, 5 April 2024.
Salah satu lokasi salat Idulfitri adalah rumah imam Jemaah Masjid Aolia, KH Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau yang akrab disapa Mbah Beni, di Panggang III, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul.
Salat id ini dijaga oleh sejumlah petugas keamanan dari organisasi kemasyarakatan dan personel TNI/Polri.
Mengutip Kompas TV para jemaah mendengarkan khotbah dari Mbah Benu usai menunaikan ibadah salat id.
Seusai salat, para jemaah secara bergantian bersalaman dengan Mbah Benu, ada pula yang langsung pulang ke rumah masing-masing.
Baca juga: Mahfud MD: Sejak Awal Saya Tidak Ikut Campur soal Hak Angket
Mbah Benu menyampaikan pesan agar masyarakat tetap rukun dan saling menjaga toleransi di tengah banyaknya perbedaan.
“Pesannya saling rukun, jaga kesatuan dan persatuan. Jangan menyalahkan orang, ya kalau disalahkan salah, kalau benar malah dia yang untung kita yang jadi tertuduh,” jelas Mbah Benu.
Kata Benu, toleransi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Kesatuan dan persatuan harus terus dijaga.
“Tadi khotbah saya, jangan jadi jangkriknya setan, manusia dengan manusia mau diadu. Jangan mau. Hancur Indonesia kalau saling bermusuhan,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Gunungkidul, Sya’ban Nuroni mengatakan bahwa pihaknya sudah mendengar informasi mengenai jemaah Masjid Aolia yang menggelar salat Idulfitri.
Baca juga: Tim Hukum Ganjar-Mahfud dan AMIN Protes Saksi Ahli Prabowo-Gibran
Sya’ban menilai hal ini sebagai suatu masalah. Menurutnya, pihaknya akan melakukan pendekatan agar jemaah Aolia dapat mengikuti organisasi keagamaan pada umumnya atau pemerintah.
“Kalau ini kan tidak lazim. Kalau penentuan hari raya Idulfitri beda satu atau dua hari, biasa. Kalau ini kan lima hari, tidak lazim,” ucap Sya’ban.
Upaya ini dilakukan agar keyakinan seseorang atau kelompok tidak menimbulkan permasalahan di tengah masyarakat. []