Teheran, LAMAN.IO – Penyebab kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyah yang tengah berada di Teheran, Iran akhirnya, terungkap.
Ternyata tempatnya menginap bukan diserang dari udara, namun di tempat dia nginap sudah dipasangi bom.
Hal tersebut diungkapkan oleh tujuh pejabat di Timur Tengah, termasuk dua pejabat Iran dan satu dari Amerika Serikat (AS).
Menurut lima pejabat seperti dikutip dari The New York Times, Kamis 1 Agustus 2024, bom tersebut diperkirakan disembunyikan selama dua bulan sebelumnya.
Penginapan itu dijalankan dan dilindungi oleh Korps Garda Revolusi, serta merupakan kompleks yang luas, yang disebut Neshat, di sebuah lingkungan kelas atas utara Teheran.
Baca juga: Jenis Produk Israel yang Digunakan Masyarakat Indonesia
Haniyeh tengah berada di Teheran untuk menghadiri peresmian Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Menurut para pejabat tersebut, bom itu dipicu dari jarak jauh.
Bom diledakkan setelah dikonfirmasi Haniyeh ada di dalam ruangannya di penginapan itu.
Selain Haniyeh, pengawalnya juga tewas karena ledakan bom tersebut.
Menurut pejabat Iran, yang merupakan anggota Garda Revolusi, ledakan itu menggetarkan gedung, menghancurkan jendela dan membuat sebagian tembok rubuh.
Kerusakan itu juga dibuktikan dalam foto dari gedung tersebut yang dibagikan The New York Times.
Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS
Penginapan tersebut memang kerap digunakan Haniyeh ketika mengunjungi Teheran.
Pejabat Iran dan Hamas pada Rabu 30 Juli 2024, mengatakan bahwa Israel bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Pejabat AS yang meminta anonimitas juga mecapai kesimpulan tersebut setelah melakukan penilaian.
Pembunuhan Haniyeh pun menimbulkan kekhawatiran gelombang kekerasan lainnya di Timur Tengah, dan mengganggu negosiasi yang tengah berlanjut demi mengakhiri perang di Gaza.
Haniyeh merupakan negosiator utama Hamas dalam pembicaraan gencatan senjata.
Israel sendiri tak secara terbuka mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Tetapi, menurut lima pejabat Timur Tengah, intelijen Israel telah memberikan pengarahan kepada AS dan pemerintah Barat lainnya detail dari operasi tak lama setelah kejadian.
Belakangan beredar kabar bahwa yang membunuh petinggi Hamas itu bukanlah Israel. []