Jakarta, LAMAN.IO – Miliuner Elon Musk menyindir Microsoft buntut gangguan (down) secara global.
Gangguan itu berdampak pada sejumlah layanan, mulai dari penerbangan, penyiaran, hingga perbankan di berbagai negara pada Jumat 19 Juli 2024.
Sindiran Elon Musk terpantau di akun X-nya. Musk mengunggah emoji tertawa sebagai tanggapan atas meme yang dibagikan di X yang mengejek gangguan tersebut.
Meme tersebut berbunyi, “Semuanya tidak berfungsi, tetapi aplikasi ini masih berfungsi”.
Dalam postingan lain di X, Musk mengutip dan memunculkan kembali unggahan yang sempat ia tulis pada 2021 lalu tentang Microsoft.
Baca juga: Ini Penyebab Microsoft Down, Hingga Ganggu Penerbangan
“Macrohard >> Microsoft,” tulis Musk dalam akun X dikutip dari Business Insider.
Sementara itu, pakar Keamanan Siber dan Direktur pelaksana Bores Group, James Bore mengatakan, gangguan tersebut disebabkan oleh alat bernama Falcon dari perusahaan keamanan siber CrowdStrike.
Bore menyebut masalah ini tidak dapat diperbaiki secara otomatis sehingga memerlukan reboot manual.
CEO CrowdStrike George Kurtz mengonfirmasi bahwa masalah global yang tengah terjadi adalah hasil dari cacat yang ditemukan dalam pembaruan konten tunggal untuk host Windows.
Ia mengatakan hanya kliennya yang menggunakan perangkat Windows yang terdampak oleh masalah ini.
Sementara pengguna dengan perangkat Mac dan Linux tidak terdampak.
Baca juga: Hacker yang Meretas PDNS akan Kasih Kunci Hari Ini
Ribuan perangkat Windows di seluruh dunia mengalami blue screen of death (BSOD) massal yang berdampak pada sejumlah layanan di berbagai negara.
Mulai dari penerbangan, penyiaran, hingga perbankan.
Belakangan diketahui bahwa gangguan pada perangkat Microsoft di sejumlah negara berasal dari masalah dengan perusahaan keamanan siber CrowdStrike.
Untuk diketahui Microsoft merupakan salah satu klien dari CrowdStrike.
Penyebab gangguan tersebut diduga karena proses pembaruan perangkat lunak atau update software yang dilakukan oleh perusahaan keamanan siber CrowdStrike.
Pembaruan perangkat lunak yang bermasalah dari CrowdStrike membuat PC dan server yang terpengaruh menjadi offline.
Alhasil, perangkat-perangkat tersebut masuk ke dalam putaran recovery boot dan perangkat tidak dapat menyala dengan benar. []